Minggu, 16 November 2014

Pemanfaatan Kayu Lamtoro( Leucenia leucocephala) sebagai alternatif kayu energi


          BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengusahaan hutan tanaman industri yang bertujuan sebagai penghasil kayu energi didareah Labuhanbatu Utara Sumatera Utara sebaiknya disesuaikan dengan kondisi iklim, edafisis dan topografi  daerah tersebut, dimana jika dilihat dari kondisi topografi nya terletak menurut ketinggian tanahnya, Kabupaten Labuhanbatu Utara terdiri dari daerah dataran rendah dan perbukitan. lahan Labuhan Batu  dengan ketinggian 0-650 meter di atas permukaan laut. Suhu dan kelembaban wilayah Labuhanbatu Utara mempunyai suhu rata-rata 22,5°C dengan suhu maksimum 33°C. Sedangkan kondisi geologi Kabupaten Labuhanbatu Utara secara umum didominasi oleh tekstur tanah halus, dan ph tanah 5,5-7,5. Untuk kondisi geologi berdasarkan jenisnya wilayah Labuhanbatu Utara  terdiri dari Alluvial sedangkan menurut jenis tanah wilayah Labuhanbatu Utara  terdiri atas podsolik Merah/Kekuningan. Curah hujan rata-rata bulanan di Labuhanbatu Utara  adalah 280,67 mm dengan 13,25 hari hujan. Rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Nopember, yaitu sebesar 428 mm dan terendah pada bulan Februari, yaitu sebesar 67 mm, secara umum kondisi iklim di wilayah studi dikaregorikan pada iklim tropis basah yang dicirikan adanya dua pertukaran angin, (Alimah 2007).
Dalam pemilihan jenis tanaman yang akan diusahakan sebagai kayu energi di hutan tanaman industri didaerah Labuhanbatu Sumatera Utara harus disesuaikan dengan kondisi lokasi di daerah tersebut, mulai dari keadaan suhu, kelembaban, curah hujan, dan intensitas cahaya, keadaan tanah, dan kemiringan tanah. Dilihat dari  nilai kalor yang dihasilkan maka jenis tanaman yang baik diusahakan   sebagai kayu energi yaitu jenis Trembesi(Samanea saman),Angsana (Pterocarpus indicus), dan Lamtoro. Untuk dapat melakukan pengusahan yang baik, maka dari ketiga jenis tanaman tersebut haruslah diketahui bagaimana sebaiknya keadaan  lingkungan yang baik, agar dan menghasilkan kayu sebagai energi yang baik.Penggunaan kayu sebagai bahan bakar memberikan keuntungan yang lebih bila dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain, ketersediaannya melimpah kertersediaan bahan ini pun bersifat relatif dan biasanya banyak terdapat di Indonesia karena kekayaan alamnya yang melimpah. Ini merupakan peluang bagi kita untuk mengembangkan kayu sebagai sumber energi lebih luas lagi, CO2 yang disisakan dari proses pembakaran 90% lebih sedikit daripada pembakaran dengan fosilfuel, mengandung lebih sedikit sulfur (LITBANG SUMUT, 2006).
Angsana(Pterocarpus indicus)merupakan jenis pionir yang tumbuh baik di daerah terbuka. Tumbuh pada berbagai macam tipe tanah, dari yang subur ke tanah berbatau. Biasanya ditemukan sampai ketinggian 600 mdpl, namun masih bertahan hidup sampai 1.300 mdpl. Tanaman ini mampu hidup  dengan suhu berkisar antara 22-32C, jenis tanah yang sesuai yaitu tanah subur atau tanah aluvial berlempung dengan Ph tanah dari asam hingga basa menengah.Samanea samanyang sering disebut dengan Trembesi (Rain tree) merupakan tanaman pelindung yang mempunyai banyak manfaat. Trembesi juga dapat hidup di daerah dengan temperatur 25-38oC, minimum 18-20oC dan ketinggian tempat 3800mdpl.Tanaman Lamtoro (Leucaena leucocephala)menyukai iklim tropis yang hangat (suhu harian 25-30 °C); dengan  ketinggian di atas 1000 m dpl. Tanaman ini cukup tahan kering dan bisa ditanam di mana-mana termasuk di wilayah dengan curah hujan antara 650—3.000 mm (optimal 800—1.500 mm) pertahun. Namun, tumbuhan ini tidak dapat tumbuh dalam genangan air, dan Lamtoro  adalah tanaman yang dapat dilakukan pengusahaan di daerah Labuhanbatu Utara (Cahyono, 2008).

Tujuan
 Tujuan dari praktikum ini  adalah untuk mengetahui salah satu spesies pohon yang sesuai tumbuh di daerah Labuhan Batu Utara  yang dimanfaatkan sebagai kayu energi.

Rumusan masalah
1.      Bagaimana  kayu Lamtoro dapat menjadi alternatif kayu energi?
2.      Mengapa Lamtoro  sesuai untuk dilakukan pengusahan hutan di Labuhanbatu  Utara?
BAB II
ISI

Tanaman Lamtoro (Leucaenaleucocephala)Menjadi Alternatif Kayu Energi
Klasifikasi Lamtoro  (Leucaena leucocephala)
Kingdom
Plantae
Divisi
Magnoliophyta
Kelas
Magnoliopsida
Ordo
Fabales
Famili
Fabaceae
Genus
Leucaena
Spesies
Leucaenaleucocephala

Energi alternatif dapat dihasilkan dari teknologi tepat guna yang sederhana dan sesuaiuntuk daerah pedesaan seperti briket dengan memanfaatkan limbah biomassa seperti serbuk gergaji kayu. Sejalan dengan itu penggunaan kayu lamtoro sebagai kayu energi alternatif dan disukai sebagai penghasil api , berbagai pertimbangan untuk memanfaatkan karena lamtoro memiliki sifat-sifat penyalaan yang baik. Sifat penyalaan ini diantaranya adalah mudahmenyala, waktu nya. ala cukup lama, tidak menimbulkan jelaga, asap sedikit dan cepat hilang serta nilai kalor yang cukup tinggi. Lama tidaknya menyala akan mempengaruhi kualitas dan efisiensi pembakaran, semakin lama menyala dengan nyala api konstan akan semakin baik
Kayulamtoro memiliki nilai kalori sebesar 19.250 kJ/kg, sedikit asap dan abudan  asapnya paling cepat hilang dan paling mudah. Arang kayu lamtoro berkualitas sangat baik, dengan nilai kalori 48.400 kJ/kg.merupakan biomassa yang belum termanfaatkan secara optimal dan memiliki nilai kalor yang relatif besar. Dibandingkan dengan biomasa kayu lain  yanglain,  kayu lamtoro   memiliki waktupembakaran sehingga menjadi abu terlama yaitu71,05  menit dengan kecepatan pembakaranterendah yaitu 206,4 gram/detik.
Dengan mengubah serbuk gergaji menjadi briket, maka akan meningkatkan nilai ekonomis bahan tersebut, serta mengurangi pencemaran lingkungan.  Briket aranglamtoro merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon, mempunyai nilai kalori yang tinggi, dan dapat menyala dalam waktu yang lama. Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa udara (pirolisis). Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari jasad hidup. Biomassa sebenarnya dapat digunakan secara langsung sebagai sumber energi panas untuk bahan bakar, Serbuk gergaji kayu jati merupakan biomassa yang memiliki kandungan karbon tinggi dan baik untukdimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif yaitu briket. Nilai kalor yang tinggi  pada jati akan membuat pembakaranmenjadi lebih efisien dan dapat menghemat kebutuhan briket yang digunakan.
Secara teoritis jika kandungan senyawavolatilnya tinggi maka briket akan mudahterbakar dengan kecepatan pembakaran tinggi. Laju pembakaran biobriket semakin tinggi  dengan semakin tingginya kandungan senyawa yang mudah menguap (volatile matter). Semakin besar kerapatan (density) biobriketmaka semakin lambat laju pembakaran yangterjadi. Namun, semakin besar kerapatanbiobriket menyebabkan semakin tinggi pulanilai kalornya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuisifat-sifat penyalaan dari kayu Lamtoro. Sifat-sifatpenyalaan ini meliputi kecepatan pembakaran,kemudahan penyalaan awal, kandungan senyawavolatil, dan nilai kalor. Dengan mengetahui kualitas sifat-sifatpenyalaannya maka dapat dipilih Lamtoro sebagai biomassa yangtepat untuk dijadikan briket dan juga untukmemperbaiki briket  kayu lain yang memiliki karakteristikyang kurang baik.

Kondisi Lingkungan Hidup Lamtoro(Leucaenaleucocephala)
 Lamtoro menyukai iklim tropis yang hangat (suhu harian 25-30 °C); dengan ketinggian di atas 1000 mddpl. Tanaman ini cukup tahan kekeringan, tumbuh baik di wilayah dengan kisaran curah hujan antara 650-3.000 mm pertahun, akan tetapi termasuk tidak tahan penggenangan. Tanaman lamtoro mudah diperbanyak dengan biji dan dengan pemindahan anakan. Saking mudahnya tumbuh, di banyak tempat lamtoro seringkali merajalela menjadi gulma. Tanaman ini pun mudah trubus; setelah dipangkas, ditebang atau dibakar, tunas-tunasnya akan tumbuh kembali dalamjumlah banyak. Namun untuk menghasilkan kualitas lamtoro yang baik itu memerlukan beberapa syarat lokasi penanaman, iklim dan topograpi suatu wilayah tersebut.
Lamtoro dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggi.Tempat yang paling baik untuk pertumbuhan lamtoro adalah tanah dengan pH 5.5 – 7,5 dan tidak dibanjiri dengan air.Lamtoro  memiliki percabangannya rendah dan banyak yang membuat lamtoro cocok sebagai kayu energi .Intensitas cahaya 50-60%. Jenis tanah lempung berpasir, hindari tanah becek/rawa dan cadas. Dengan demikian tanaman lamtoro merupakan salah satu tanaman yang cocok di tanam di Labuhanbatu Utara.

Pertumbuhan Lamtoro Di Daerah Labuhanbatu Utara
Dalam hal ini, tempat yang  gunakan sebagai pertumbuhan pohon lamtoro adalah Labuhanbatu Utara. Dari data Meskipun kawasan hutan di daerah ini semakin menurun luasnya karena beralih fungsi menjadi kawasan budidaya non kehutanan, namun potensi dibidang kehutanan masih cukup besar dalam menunjang sektor perekonomian Kabupaten Labuhanbatu Utara. Hal tersebut dapat dilihat pada potensi luas hutan yang terhitung besar dengan lahan yang seluas 73.041 ha sehingga daerah tersebut masih mempunyai potensi dalam pembudidayaan untuk pengembangan sektor kehutanan yang menjanjikan peningkatan perekonomian di kawasan tersebut.
Iklim sangat menentukan penilaian kesesuaian lahan dengan pohon. Secara umum ada tiga golongan daerah hujan daerah basah, daerah semi basah dan daerah kering. Suhu dan kelembabanwilayah Labuhanbatu mempunyai suhu rata-rata 22,5°C dengan suhu maksimum 33°C dan minimun 14 derajat selsius. Adapun kelembaban rata-rata 96,2 %. Dengan demikian tanaman lamtoro merupakan salah satu tanaman yang cocok di tanam di Labuhanbatu.Kabupaten Labuhanbatu Utara terdiri dari daerah dataran rendah dan perbukitan. Labuhanbatu Utara terdapat   pada  ketinggian 0-650 meter di atas permukaan laut.Kondisi iklim, topografi dan keadaan tapak didaerah Labuhanbatu Utara yang seperti diatas yang dapat membuat lamtoromenjadi tanaman yang dapat diusahakan di daerah Labuhanbatu Utara,  karena hampir semua syarat hidup jati untuk dapat tumbuh dengan baik sesuai dengan daerah Labuhanbatu Utara.
Energi alternatif dapat dihasilkan dari teknologi tepat guna yang sederhana dan sesuaiuntuk daerah pedesaan seperti briket dengan memanfaatkan kayu sebagai pegganti energi alternatif. Sejalan dengan itu, kayu lamtoro (Leucaenaleucocephala) yang mempunyai nilai kalor yang tinggi, lama penyalaan sampai berubah menjadi abu, ,asap pembakaran  yang relatif sedikit yang diakibatkan sampai pemanfaatan arang dari kayu jati yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi membuat lamtoro dipilih untuk dilakukan pengusahaan  hutan tanaman industri dalam pengusahaan kayu energi di daerah Labuhanbatu Utara.
Dalam pengguanuan sebagai alternatif kayu energi beberapa tanaman mangrove juga dapat dimanfaatkan sebagai kayu energi. Beberepa pemanafaatan kayu mangrove sebagai kayu eergi yaitu:
(a)  Arang
Arang digunakan secara tradisional untuk memasak sehari-hari. Di beberapa negara berkembang arang tersebut telah diusahakan secara komersial dan diekspor, contoh : Rhizophora mucronata dan Rh. apiculata (nilai kalori kayu 7.300 kal/g).
(b)  Kayu Bakar
Kayu bakar dimanfaatkan oleh penduduk yang tinggal di sekitar pesisir untuk  keperluan sehari-hari, contoh CeriopsAvicenniaXylocarpus,HeritieraExcoecariaBruguiera dan LumnitzeraTabel berikut adalah beberapa nilai kalor tanaman mangrove
No
jenis
Fr
Kpr
Kbr
1
Rhizophora apiculata 
13,16
22,55
32,93
2
 Rhizophora mucronata 
13,16
12,75
8,18
3
Avicenia alba 
13,16
14,71
15,61
4
Bruguiera gymnorrhiza 
13,16
26,47
25,59
5
Xylocarpus mollucensis 
13,16
5,88
1,88
6
Ceriops tagal
13,16
8,82
2,67
7
Sonneratia alba 
13,16
4,90
9,86

Kegiatan pengambilan kayu mangrove dilakukan dengan cara mencuri  dilakaukan 6 orang sebagai  pengambil kayu bakar dan juga sebagai pelaku industri. Pencurian kayu dilakukandengan alasan untuk menambah penghasilan karena pohon yang disadap sedikit
   BAB III
                                      PENUTUP
Pemilihan jenis  dalam rangka pengusahaan hutan tanaman yang bergerak dibidang  pengusahaan kayu energi perlu diperhatikan tiga kriteria utama, yaitu kondisi lokasi(kondisi iklim, topogragi dan keadaan edafisis nya atau tapak) dan ketersediaan benih.Lamtoro(Leucaena leucocephala) merupakan pohon yang  baik dilakukan pengusahaan hutan di  daerah Labuhanbatu Utara  provinsi Sumatera Utara.Lamtoro(Leucaena leucocephala) dapat tumbuh di suhu berkisar pada  sehinga dengan data dan keadaan suhu rata – rata pada daerah Labuhanbatu Utarayaitu berkisar pada 22,5 sampai dengan 33 celcius pohon jati merupakan tanaman yang tepat untuk ditanam denga kondisi yang seperti ini,karena memilki nilai ekonomi yang sangat tinggi.
Dibandingkan dengan  biomasa kayu lain  yanglain, kayu lamtoro   memiliki waktu pembakaran sehingga menjadi abu terlama yaitu 71,05  menit dengan kecepatan pembakaran terendah yaitu 206,4 gram/detik. Nilai kalor lamtoro cukup tinggi yaitu sebesar 19.350kj/kalori dengan nyala api yang besar dan relatif mudah dinyalakan.. Dengan mengubah serbuk gergaji menjadi briket, maka akan meningkatkan nilai ekonomis bahan tersebut, serta mengurangi pencemaran lingkungan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar